Stasiun tua secang
Stasiun Secang (SCA) adalah stasiun kereta api nonaktif yang berada di Secang, Secang, Magelang. Stasiun yang terletak pada ketinggian ±466 m ini terletak di Daerah Operasi VI Yogyakarta.
Stasiun ini dahulu dibangun pada tahun 1898 oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), perusahaan kereta api Hindia Belanda saat itu. Stasiun ini dahulu merupakan stasiun cabang yang mempunyai tiga jalur ke Semarang, Yogyakarta dan Temanggung. Sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, operasional stasiun ini diambil alih oleh perusahaan kereta api Republik Indonesia yang baru dibentuk yaitu Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKA); pendahulu PT Kereta Api Indonesia.
Sebelum tahun 1970, stasiun ini masih ramai melayani calon penumpang. Namun, pada tahun 1970, para calon penumpang di stasiun ini menurun drastis karena kereta api saat itu berjalan sangat pelan dan sering menimbulkan kecelakaan karena rel kereta berada di pinggir jalan raya. Maka dari itu para penumpang lebih memilih menggunakan moda trasnportasi yang lainya seperti bus, mobil pribadi, dll.
Stasiun ini akhirnya ditutup oleh Perusahaan Jawatan Kereta Api pada tahun 1976 berikut seluruh layanan dan lintasannya. Pada tahun 1973, praktis jalur kereta api yang menuju ke Parakan dan stasiun-stasiun di lintasannya ditutup. Pada tahun 1976, jalur yang menuju Kedungjati dan Yogyakarta juga dinonaktifkan. Oleh karena itu stasiun ini pun akhirnya ditutup. Kini stasiun ini difungsikan sebagai kantor cabang sekretariat Persatuan Purnawirawan ABRI (Pepabri), Secang.
Stasiun Secang (SCA) adalah stasiun kereta api nonaktif yang berada di Secang, Secang, Magelang. Stasiun yang terletak pada ketinggian ±466 m ini terletak di Daerah Operasi VI Yogyakarta.
Stasiun ini dahulu dibangun pada tahun 1898 oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), perusahaan kereta api Hindia Belanda saat itu. Stasiun ini dahulu merupakan stasiun cabang yang mempunyai tiga jalur ke Semarang, Yogyakarta dan Temanggung. Sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, operasional stasiun ini diambil alih oleh perusahaan kereta api Republik Indonesia yang baru dibentuk yaitu Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKA); pendahulu PT Kereta Api Indonesia.
Sebelum tahun 1970, stasiun ini masih ramai melayani calon penumpang. Namun, pada tahun 1970, para calon penumpang di stasiun ini menurun drastis karena kereta api saat itu berjalan sangat pelan dan sering menimbulkan kecelakaan karena rel kereta berada di pinggir jalan raya. Maka dari itu para penumpang lebih memilih menggunakan moda trasnportasi yang lainya seperti bus, mobil pribadi, dll.
Stasiun ini akhirnya ditutup oleh Perusahaan Jawatan Kereta Api pada tahun 1976 berikut seluruh layanan dan lintasannya. Pada tahun 1973, praktis jalur kereta api yang menuju ke Parakan dan stasiun-stasiun di lintasannya ditutup. Pada tahun 1976, jalur yang menuju Kedungjati dan Yogyakarta juga dinonaktifkan. Oleh karena itu stasiun ini pun akhirnya ditutup. Kini stasiun ini difungsikan sebagai kantor cabang sekretariat Persatuan Purnawirawan ABRI (Pepabri), Secang.
Komentar
Posting Komentar